Iis Soekandar: Lengkap

Senin, 30 Desember 2024

Lengkap


Setiap tahun, memberi pengalaman tersendiri. Manusia dituntut terus belajar. Saya tak ingin seperti teman saya, single parent, beranak satu, alih-alih diam di tempat, apalagi berkembang, ia merendahkan nasibnya sendiri.

            Kami bertemu tak sengaja, suatu malam, menunggu antrean kasir. Saya menanyakan anaknya yang telah lulus. Ia gelang-gelang kepala, lalu berdecak. Masalah apa yang ia alami? Aroma ikan bakar dari bagian belakang supermarket, melintas, seakan mengejeknya. Saya bersedakap, mengurangi dingin AC.

            “Sekolah SMA dengan kuliah itu beda. Mana ada kuliah gratis. Dia anak perempuan, cukuplah sekolah SMA,” katanya mulai bercerita. Cerita berikutnya berisi penyesalan. Ia guru privat, memberi les perorangan dan kelompok. Satu per satu peserta didiknya undur diri, dengan alasannya masing-masing. Hingga rezeki terakhir ia terima, cukup untuk dirinya sendiri. Ia menyalahkan pikirannya yang salah. Kalau saja ia berniat menguliahkan anaknya, ia yakin, Tuhan memberi rezeki. Anaknya pun melanjutkan menuntut ilmu di perguruan tinggi, dan kelak, mendapatkkan pekerjaan lebih baik, dibanding yang ia jalani sekarang: tenaga serabutan.

            Ia berusaha tersenyum, mengakhiri ceritanya, gilirannya membayar belanjaan.

             Lalu, apa yang bisa saya lakukan selanjutnya dalam kepenulisan cerpen?

            Dunia digital, informasi menjadi mudah dan cepat. Saya membuka medsos, mencari unggahan teman-teman. Setelah usaha ke sana ke sini, saya menemukan kelas yang sedang saya butuhkan. Lalu saya mengikutinya. Saya pernah berguru tentang cara membuat resep tulisan yang baik. Sekarang, saya mendapat tambahan ilmu tentang cara mengolah resep yang bagus. Kini ilmu saya lengkap.

            Tahun 2024 adalah pengalaman saya menulis karya baik dan bagus. Salah satu arti “baik” menurut KBBI adalah tidak ada celanya. Bagi saya, ini mengacu pada kesempurnaan resep, tanpa kekurangan (deskripsi tokoh, keinginannya, caranya, hambatannya dan resolusinya. Sedangkan “bagus” adalah baik sekali, merunut pada pengelolaan yang tepat ( membuat kalimat atau paragraf awal yang menarik sehingga pembaca mengikuti adegan selanjutnya, membuat kalimat perumpaan yang tepat, tidak membuat tokoh sekunder percuma, tidak membuat adegan percuma, latar yang detail, membuat ending yang sesuai, dll.)

Baik dan bagus saya terapkan setiap saya menulis karya.

            Kegiatan menulis cerpen menjadi mudah setelah setiap pekan saya berbagi cerita, seputar pengalaman menulis, tamasya, dan kuliner. Cerita itu saya kerjakan selama satu minggu. Saya membuat draf, mengedit berulang-ulang, hingga menjadi tulisan sempurna. Dua pekan saya berbagi cerita, efeknya terasa, saya lancar membuat sebuah adegan (ada pembuka, ada tokoh, ada latar, ada konflik, ada penutup) Karena cerpen adalah kumpulan adegan. Semoga kelancaran itu berimbas terbitnya karya-karya saya di tahun 2025. Amin.

@@@

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar