Tiktik
dan Kukus adalah jenis tikus rumah yang selalu rukun. Tubuh mereka kecil dan
berbulu hitam. Ekor mereka panjang. Mereka seringkali bermain dan mencari makan
bersama. Jika salah satu dari mereka tidak mendapatkan makanan, yang satunya
pasti akan berbagi. Mereka juga saling memberi tahu jika menemukan sumber
makanan.
Mereka
biasa tinggal di dekat tempat-tempat sampah. Terutama di sekitar tong sampah
keluarga Ruly. Keluarga Ruly sering membuang sisa-sisa makanan yang rasanya
enak bagi Tiktik dan Kuskus. Jika
suasana sepi, mereka juga masuk di rumah-rumah orang lain.
“Enak ya nasinya. Cuma makan nasi
dengan bumbu sudah enak. Bumbunya pedas, manis, seperti banyak rempahnya,” ungkap
Tiktik sambil melahapi sisa-sisa nasi di kotak kardus.
Sementara
Kuskus makan nasi di kotak kardus lain. Kuskus tak kalah lahap menghabiskan
makanannya. Kardus-kardus itu bergambar rumah Minangkabau.
“Ini namanya nasi spesial. Hm, ini
apa, ya? Wah, ternyata daging. Aku dapat daging!” sorak Kuskus senang sekali.
“Oya? Kamu beruntung sekali. Tadi
aku cuma makan nasi, bumbu, dan sayur,” jawab Tiktik setengah iri.
“Mau cicip? Ini aku bagi,” ujar
Kuskus. “Nih!” Tanpa berpikir panjang Kuskus memberi sebagian daging yang masih
tersisa. Dipotongnya daging secuil itu dengan giginya.
Tiktik langsung menyantap daging
pemberian Kuskus.
“Wah, dagingnya rasanya juga enak,
banyak bumbunya.”
Saat sedang asyik makan...
Bruk!
Terdengar bunyi mengejutkan. Mereka langsung
melompat sembunyi di balik sampah-sampah lain. Ternyata, mama Ruly baru saja
membuang kulit nangka muda dan sampah bahan-bahan makanan lain. Setelah keadaan
aman, Tiktik dan kuskus melanjutkan makan lagi hingga selesai.
Selesai makan mereka bermain petak
umpet. Terkadang Tiktik bersembunyi di balik tong sampah, lalu Kuskus mencari.
Begitupun sebaliknya. Siang hari manusia sibuk bekerja. Mereka bebas bermain
petak umpet. Kebetulan tong sampah milik keluarga Ruly bersebelahan dengan
tetangga sebelahnya.
Tidak lama, mereka melihat Ruly
pulang sekolah, dijemput mamanya. Mama Ruly lalu pergi lagi. Ruly terlihat
membawa bungkusan. Tiktik dan Kuskus mencium aroma roti yang lezat.
ilustrasi: majalah Bobo
“Ayo,
kita masuk rumah Ruly. Siapa tahu dapat sisa roti!” ajak Kuskus.
“Mana mungkin kita masuk ke rumahnya.
Lihat, pintu rumahnya langsung ditutup begitu Ruly masuk,” jelas Tiktik.
“Kita tidak lewat pintu depan, nanti
ketahuan. Tapi lewat selokan,” saran Kuskus.
“Baiklah,” jawab Tiktik dengan bersemangat.
Keduanya langsung berjalan masuk selokan.
Selokan itu menghubungkan saluran depan dengan bagian belakang rumah Ruly.
“Wah aroma rotinya lezat. Ruly
berada di dalam kamarnya. Rotinya sisa enggak ya?” tukas Tiktik. Mereka sudah
berada di dapur.
“Walaupun rotinya tidak tersisa,
kita bisa melumati bungkusnya,” kata Kuskus.
Tiba-tiba...
“Aku pesan isi stroberi, malah
diberi isi keju!” ungkap Ruly jengkel.
“Asyik, kita dapat bagian roti isi
keju. Aku dengar, baru saja Ruly membuang rotinya di tong sampah kamarnya,”
ungkap Tiktik senang.
“Tapi kita harus berhati-hati masuk
kamarnya,” cegah Kuskus.
“Ruly, buang makanan di tong sampah
belakang. Jangan di kamar, nanti kamarmu banyak semut dan binatang lain,” tegur Mbak Sum yang lewat di depan
kamar Ruly, sambil mengepel lantai.
“Malas keluar kamar, Mbak,” ungkap Ruly
malas-malasan.
Setelah
itu, Ruly tertidur. Akhir-akhir ini, mama sering membantu toko kelontong papa.
Jika toko kelontong papanya banyak pembeli, mama selalu membantu. Begitulah
Ruly kalau tidak ada mamanya. Ia sering makan di kamar dan tidak mau membuang
sampahnya di luar kamar.
Dengan mengendap-endap, Tiktik dan
Kuskus berhasil masuk di kamar Ruly, lalu melompat masuk ke dalamnya.
“Wah, enak ya, makan roti keju,”
ungkap Titik sambil menikmati roti berisi keju berbentuk bulat.
“Iya, roti enak begini Ruly tidak mau,” kata
Kuskus.
Tidak terasa, mereka makan sisa roti
dan telah habis. Kini, kedua tikus itu keluar kamar dengan berhati-hati. Mereka
melewat selokan menuju ke luar rumah. Kemudian mereka kembali ke dekat tong
sampah.
@@@
Suatu
saat, seperti biasa Tiktik dan Kuskus masuk kamar Ruly mencari sampah makanan.
Ketika mereka sedang mengais makanan di keranjang sampah, Ruly bangun dari tidurnya karena akan ke kamar mandi. Ketika
melihat sesuatu bergerak di keranjang sampahnya dan terdengar bunyi
ciiiit....ciiit...
“Toloooong... toloooong... ada
tikuuuus....!” Ruly seketika berteriak keras.
“Gawat, kita ketahuan. Ayo lari!”
“Jadi, kamu suka buang makanan di keranjang
sampah kamar?” tanya mamanya kaget ketika ada tikus di kamar Ruly.
Ruli terduduk merasa bersalah. Semenjak
itu, Ruly tidak pernah lagi membuang sisa makanan di keranjang sampah kamarnya.
Ia juga rajin membersihkan kamarnya. Tiktik dan Kuskus tidak pernah lagi masuk
kamar Ruly karena tidak ada aroma makanan di dalamnya.
@@@
Cernak
ini pernah terbit di majalah Bobo, Kamis 7 Oktober 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar