Di
sebuah hutan, tinggallah bermacam-macam binatang. Mereka hidup rukun. Antara binatang
satu dengan lainnya saling membantu. Barulah setelah Jerapah datang, mereka
menjadi resah.
Suatu
hari terlihat Jerapah sedang makan daun-daun muda sebuah pohon. Selain lunak,
daun muda rasanya lebih lezat dibanding yang sudah tua.
“Jerapah, gantian sama aku. Aku juga
ingin makan daun yang muda. Kamu kan sudah makan dari tadi,” tegur Kambing.
“Jangan ganggu aku! Kamu bisa
mencari daun muda dari pohon lain,” jawab Jerapah.
“Tapi aku tidak kuat lagi berjalan
jauh. Aku lapar. Aku ingin makan di sini,” ungkap Kambing sambil memohon.
“Kamu tidak boleh serakah, Jerapah. Dengan
sesama teman kita harus rukun dan saling membantu,” sahut Kupu-kupu yang sejak
tadi mengisap sari bunga.
“Hai, Kupu-kupu, binatang kecil,
kenapa kamu ikut campur?”
“Kamu tidak boleh mengejek!
Mentang-mentang badanmu lebih besar dari Kupu-kupu,” bela Kambing.
Jerapah, Kupu-kupu, dan Kambing
terus berbantah-bantahan. Jerapah bersikeras tidak mengizinkan Kambing makan
daun muda. Beruntunglah tidak lama kemudian, Si Raja Hutan, Pak Harimau,
datang. Pak Harimau menegur Jerapah agar tidak serakah. Apalagi dia sebagai
warga baru, harus bisa bekerja sama dengan yang lain. Jerapah menururti saran Pak
Harimua. Jerapah terlihat ketakutan. Kemudian dia pergi. Kambing menikmati
daun-daun muda yang tersisa. Sedangkan Kupu-kupu menghisap sari bunga mawar.
Jerapah pergi dengan mengomel. Dia
membayangkan, andai saja tidak ada binatang lain, pasti dia dapat makan daun-daun
muda sepuasnya. Sebab dia tidak perlu berbagi dengan mereka.
@@@
Di
sebuah bukit, Jerapah terlihat sedang bercakap-cakap dengan Pak Harimau. Dia
tampak manggut-manggut saat mendengarkan Pak Harimau berbicara. Ternyata dari
jauh teman-temannya melihat Jerapah dengan Si Raja Hutan itu. Setelah itu Pak
Harimau pergi meninggalkan Jerapah sendirian. Jerapah kembali masuk ke hutan.
“Jerapah, tadi Pak Harimau ngomong
apa?” tanya Kambing tak sabar ketika Jerapah sudah mendekat.
“Pasti ada kabar penting,” sambung
Tupai.
Tidak hanya Kambing dan Tupai, binatang-binatang
lain juga penasaran.
“Tadi Pak Harimau bercerita bahwa
ada Singa yang mengamuk di hutan lain. Tempat tinggalnya diganggu manusia.
Hutan itu akan dijadikan perumahan. Akibatnya dia tidak mendapatkan makanan. Pak
Harimau pergi untuk mengecek berita itu. Untuk itu kita diminta meninggalkan
hutan ini,” cerita Jerapah panjang lebar.
“Wah, gawat ada Singa ngamuk!”
ungkap Monyet ketakutan.
“Kalau tidak segera pergi, kita bisa menjadi
mangsanya,” tambah Tupai.
Tidak hanya Monyet dan Tupai, Kambing,
Tikus, Kupu-kupu, dan binatang-binatang lain segera pergi meninggalkan hutan.
Mereka tidak ingin menjadi santapan Singa.
Kini Jerapah tinggal sendirian di
hutan.
“Mereka pergi semua, ha ha ha.
Padahal aku berbohong. Pak Harimau pergi untuk mencari anaknya yang hilang.Dan
mungkin tidak kembali lagi ke hutan ini. Asyiiik... aku bisa makan buah-buahan
dan daun-daun muda sepuasku.”
@@@
Selang beberapa waktu...
Jerapah sedang makan kelapa muda.
Tiba-tiba dia dikejutkan kedatangan seekor binatang yang tidak asing.
“Jadi benar cerita Kambing yang aku
temui di tebing tadi. Kamu mengusir binatang-binatang. Kamu ingin menguasai hutan
ini,” ungkap Pak Harimau. Ternyata anak Pak Harimau tidak hilang, tetapi hanya
tersesat jalan. Dia berada tidak jauh dari hutan. Makanya Pak Harimau cepat
kembali.
“Em... m...eh Pak Harimau,” Jerapah
kaget dan ketakutan.“Saya minta maaf, Pak. Tolong Pak saya jangan dihukum. Saya
tidak akan mengulang kesalahan itu lagi.”
“Aku tidak akan menghukummu. Aku
hanya ingin memberitahumu.Sebagai makhluk hidup kita saling membutuhkan.
Kupu-kupu dan serangga lain sangat membantu penyerbukan dalam bunga. Kemudian
bunga itu menjadi buah. Buahnya kamu makan.”
Jerapah manggut-manggut tanda
mengerti.
“Kambing juga berguna karena kotorannya
bisa menjadi pupuk. Pupuk yang bercampur dengan tanah menyuburkan tanaman.
Sehingga daunnya dapat kamu santap.”
“Jadi di antara kita saling
membutuhkan ya, Pak Harimau,” tukas Jerapah.
“Iya. Makanya kalau tidak ada binatang-binatang
lain, lambat laun hutan ini akan punah. Begitu pun kamu akan kelaparan karena tidak
memiliki makanan. Oleh sebab itu kita wajib menjalin hubungan baik satu sama
lain.”
Kemudian
Pak Harimau memanggil binatang-binatang lain dengan mengaung.
“Hauuuuuunggggg.”
Tidak lama binatang-binatang berdatangan.
Jerapah meminta maaf. Mereka pun senang. Kini keadaan hutan menjadi tenteram
kembali.
@@@
Fabel ini pernah dimuat di Lampung Post,
Minggu 14 April 2019
Selalu menyenangkan membaca fabel. Terima kasih, bisa jadi tambahan bahan buat mendongeng. Btw, Lampung Pos masih ada cerpen anak / dongeng ya....
BalasHapusTerima kasih telah mampir. Iya Kak, masih ada dongeng/ cerpen anak
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus