Setiap
tahun, memberi pengalaman tersendiri. Manusia dituntut terus belajar. Saya tak
ingin seperti teman saya, single parent, beranak satu, alih-alih diam di
tempat, apalagi berkembang, ia merendahkan nasibnya sendiri.
Kami bertemu tak sengaja, suatu
malam, menunggu antrean kasir. Saya menanyakan anaknya yang telah lulus. Ia
gelang-gelang kepala, lalu berdecak. Masalah apa yang ia alami? Aroma ikan
bakar dari bagian belakang supermarket, melintas, seakan mengejeknya. Saya
bersedakap, mengurangi dingin AC.
“Sekolah SMA dengan kuliah itu beda.
Mana ada kuliah gratis. Dia anak perempuan, cukuplah sekolah SMA,” katanya
mulai bercerita. Cerita berikutnya berisi penyesalan. Ia guru privat, memberi
les perorangan dan kelompok. Satu per satu peserta didiknya undur diri, dengan
alasannya masing-masing. Hingga rezeki terakhir ia terima, cukup untuk dirinya
sendiri. Ia menyalahkan pikirannya yang salah. Kalau saja ia berniat
menguliahkan anaknya, ia yakin, Tuhan memberi rezeki. Anaknya pun melanjutkan
menuntut ilmu di perguruan tinggi, dan kelak, mendapatkkan pekerjaan lebih
baik, dibanding yang ia jalani sekarang: tenaga serabutan.
Ia berusaha tersenyum, mengakhiri
ceritanya, gilirannya membayar belanjaan.
Lalu, apa yang bisa saya lakukan selanjutnya dalam
kepenulisan cerpen?
Dunia digital, informasi menjadi
mudah dan cepat. Saya membuka medsos, mencari unggahan teman-teman. Setelah usaha
ke sana ke sini, saya menemukan kelas yang sedang saya butuhkan. Lalu saya
mengikutinya. Saya pernah berguru tentang cara membuat resep tulisan yang baik.
Sekarang, saya mendapat tambahan ilmu tentang cara mengolah resep yang bagus. Kini
ilmu saya lengkap.
Tahun
2024 adalah pengalaman saya menulis karya baik dan bagus. Salah satu arti “baik”
menurut KBBI adalah tidak ada celanya. Bagi saya, ini mengacu pada kesempurnaan
resep, tanpa kekurangan (deskripsi tokoh, keinginannya, caranya, hambatannya
dan resolusinya. Sedangkan “bagus” adalah baik sekali, merunut pada pengelolaan
yang tepat ( membuat kalimat atau paragraf awal yang menarik sehingga pembaca
mengikuti adegan selanjutnya, membuat kalimat perumpaan yang tepat, tidak
membuat tokoh sekunder percuma, tidak membuat adegan percuma, latar yang
detail, membuat ending yang sesuai, dll.)
Baik
dan bagus saya terapkan setiap saya menulis karya.
Kegiatan menulis cerpen menjadi mudah
setelah setiap pekan saya berbagi cerita, seputar pengalaman menulis, tamasya,
dan kuliner. Cerita itu saya kerjakan selama satu minggu. Saya membuat draf,
mengedit berulang-ulang, hingga menjadi tulisan sempurna. Dua pekan saya
berbagi cerita, efeknya terasa, saya lancar membuat sebuah adegan (ada pembuka,
ada tokoh, ada latar, ada konflik, ada penutup) Karena cerpen adalah kumpulan
adegan. Semoga kelancaran itu berimbas terbitnya karya-karya saya di tahun
2025. Amin.
@@@