Dunia
menulis penuh warna. Melalui proses kreatif, apa saja bisa ditulis. Ada kalanya
untuk sebuah tulisan harus membaca berbuku-buku, bertemu narasumber, belum lagi
mencari diksi yang tepat. Sementara tulisan lain dengan bebas menuangkan
kalimat-kalimat, mengembara bersama tokohnya mengiikuti alur cerita. Ada juga
karena keterbatasan halaman harus pandai mengutak-ngatik sedemikian rupa,
sehingga persyaratan dari media tujuan terpenuhi. Yah, hidup menjadi tidak membosankan.
Kilas
Balik saatnya intronspeksi yang telah terjadi sekaligus menata diri untuk hari
depan. Tidak terlalu menggembirakan karena masih ada yang terlepas. Tapi harus
disyukuri. Setidaknya untuk media koran 12 karya terpenuhi sepanjang tahun
2019.
1. “Persahabatan
Sempi dan Pusi”, cerpen anak, terbit di Koran Solopos, 6 Januari 2019
2. “Persahabatan
Wijay, Raka, dan Andi”, cerpen anak, terbit di Koran Lampung Post, 24 Februari
2019
3. “Cerita
dari Desa Suka Makmur”, cerpen anak, terbit di Koran Kedaulatan Rakyat, 10
Maret 2019
4. “Jerapah
yang Serakah”, cerita fabel, terbit di Koran Lampung Post, 14 April 2019
5. “Menumbuhkembangkan
Budaya Membaca dengan Metode KWL”, esai, terbit di Koran Solopos, 23 Juni 2019
6. “Pentingnya
Literasi dalam Keluarga”, opini, terbit di Koran Analisa, 22 Juli 2019
7. “Njagong
di Seberang Jalan”, cerita lucu, terbit di Koran Solopos, 23 Juli 2019
8. “Pojok
Baca, Sarana Mengatasi Krisis Literasi”, esai, terbit di Koran Solopos, 29
September 2019
9. “Kok
Bukan Pak Jon?”, cerita lucu, terbit di Koran Solopos, 24 Oktober 2019
10. “Es
Krim Bola-Bola Tante Kayla”, cerpen anak, terbit di Majalah Bobo, 14 November
2019
11. “Laki
Lucky”, cerpen remaja, terbit di Koran Padang Ekspres, 15 Desember 2019
12. “Menjadi
Guru Abad Ke-21”, esai, terbit di Koran Solopos, 22 Desembar 2019
Selain
menulis untuk media koran dan majalah, beberapa lomba menulis juga saya ikuti.
1. “Tembong”,
cerpen remaja, karya terpilih dalam buku antologi, Lomba Menulis Cerpen Bersama
Uda Agus, tema Putih Abu-abu.
2. “Warak,
Antara Ikon dan Lelakon”, esai, karya terpilih dalam buku Antologi, Lomba
Menulis Esai bagi Guru Jawa Tengah, penyelenggara Balai Bahasa Jawa Tengah
3. Laundry Ibu,
novel anak, finalis lomba menulis novel anak, penyelenggara Penerbit Indiva.
4. “Halaman
Bergaris Pink” cerpen remaja, karya terpilih dalam buku antologi, penyelenggara
Dodolibret Publishing (entah bagaimana nasibnya, sampai sekarang bukunya belum
dicetak).
Berharap tahun 2020 masih diberi
kesempatan berkontribusi pada media-media yang tertuju. Dengan menulis berarti
ikut mencerdaskan bangsa dan berguna bagi banyak orang. Semoga! Amin!
@@@
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus