Yah, seperti itulah yang saya rasakan mengikuti
kegiatan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP), benar-benar tak lekang oleh
waktu. Baik karena belajar tak mengenal batas usia-yang
berpengalaman mengajar pun wajib mengikuti-
maupun dari segi waktu. Hari Minggu saatnya libur harus melaksanakan karena
tiba-tiba jadwal yang mulanya Sabtu harus diganti. Ditambah sistem yang tidak
lancar sehingga harus mengerjakan tugas bertumpuk-tumpuk.Beruntung saya biasa
bekerja malam hari berkaitan dengan kegiatan menulis.
Tetapi
menerima konten dari kegiatan tersebut, jauh dari merugi. Rasanya cucok
pengorbanan saya kehilangan hari Minggu yang biasanya benar-benar me time-
senam pagi, ngopi-ngopi sambil baca koran, ke tobuk, semua terbayar oleh
manfaat yang saya dapat.
Terlebih belajar dalam suasana nyaman dan menyenangkan. Nyaman karena berada di ruangan yang
dilingkupi pepohonan. Bahkan saat isoma, kami berjalan-jalan menyusuri tempat tempat
rindang menuju musala. Saya dan teman-teman disuguhi pemandangan seperti hutan
mini, lumayanlah sebagai refresing mata maupun suasana. Di tengah kehidupan
kota yang penuh hiruk pikuk dan penuh dengan gedung-gedung. Menyenangkan karena kami bekerja saling
membantu. Sehingga kesulitan apapun dapat teratasi, termasuk kesulitan
menggunakan teknologi informatika. Sebab zaman online, semua tugas harus diunggah. Terkadang sistem tidak lancar membuat
kami kesulian mengunggah.
Ibu Iin Sulistyowati sebagai GI
Ada tiga belas Pendidik atau Guru Sasaran (GS), baik
dari sekolah swasta maupun negeri. Sebagai Guru Sasaran (GS), saya dan
teman-teman dimentori oleh Guru Inti (GI) Ibu Iin Sulistyowati, dari SMP Negeri
31 Semarang, yang juga sebagai Pusat Belajar (PB). Sedangkan sebagai narasumber
tamu seperti Pengawas dan Pejabat dari Dinas Pendidikan, ikut memberikan
penguatan-penguatan yang intinya setelah mengikuti kegiatan ini menjadi Pendidik
yang dapat menciptakan generasi emas.
Kegiatan minggu pertama adalah simulasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dan Literasi, seperti mandiri, gotong royong, nasionalis,
baca-tulis. Kami bekerja berkelompok. Setiap peserta berbagi pengalaman kegiatan
PPK dan Literasi di sekolah masing-masing. Kemudian menuliskannya dalam
kartu-kartu yang akan ditempel. Awal kegiatan sudah mengundang perhatian. Saya
banyak mendapatkan pengalaman dari teman-teman. Saya bisa memilih kegiatan
literasi yang sesuai diterapkan di sekolah tempat saya mengajar.
penulis di antara kegiatan PKP
Kegitan berikutnya adalah pembuatan Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skills). Kami menjadi tahu bagaimana
pengembangan RPP yang membentuk siswa berpikir kritis. Diawali dari merancang desain, penulisan RPP, hingga
presentasi.
Padatnya
agenda acara membuat kegiatan berjalan tanpa terasa. Pada hari Minggu dari
pukul setengah delapan pagi, tahu-tahu pukul sepuluh saatnya coffe break. Tahu sendirilah, saya yang
suka ngopitentu kesempatan emas bisa
menikmati minuman kesukaan di sela-sela bekerja. Apalagi juga disediakan snak.
Hm, kesempatan nihwisata kuliner.
Terlebih bisa nyicipi sukun goreng-yang
dengar-dengar dari pohon sendiri, hasil budi daya sekolah setempat. Wah,
benar-benar memanfaatkan kearifan lokal. Memang benar sih, saat ada waktu jalan-jalan di belakang, ada pohon sukun yang
buahnya besar-besar. Mungkin memang sudah matang, saatnya diunduh dan
dikonsumsi. Baru dua jam berkegiatan tiba saatnya isoma. Rasanya baru sesaat
bekerja sudah kembali break dan makan
snak sore hari. Hingga tiba pulang ke rumah masing-masing.
Semua
tugas kami lalui, tentunya dukungan dari GI yang selalu memberi semangat juga
teman-teman untuk menuntaskan semua tagihan. Hingga tidak terasa dengan berat
hati hari memasuki minggu kelima, saatnya kegiatan berakhir dan berpisah. Tapi
kami saling berjanji bahwa silaturahmi tidak berhenti sampai di sini. Ada media
sosial. Karena situasi dan kondisi silaturahmi tidakharus dengan bertatap wajah.
Untuk saling melengkapi dalam menghadapi permasalahan pembelajaran. Sebab guru
adalah pembelajar yang tak lekang oleh waktu.
Kegiatan
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) telah usai. Bagi saya ini justru awal
dari kegiatan lain. Apalagi kalau bukan menulis.
Saatnya mengeksekusi satu per satu ide-ide yang bertebaran selama lima kali
mengikuti kegiatan. Semoga masing-masing karya menemukan muaranya. Amin.
@@@
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus