Membangun Konteks
Membangun konteks atau situasi adalah
keadaan ketika kita menghidupan-hidupkan cerita dengan cara membayangkan secara
visual dari awal hingga akhir. Semakin sering kita membangun konteks, semakin
mudah dalam menuangkannya dalam tulisan. Tentu saja sepanjang tidak mengganggu
kegiatan lain. Situasi seperti ini dilakukan setelah pembuatan outline selesai. Atau dapat juga
dilaksanakan bersamaan dengan proses pembuatan outline. Terlebih bila pembuatan outline tidak sekali duduk. Tetapi melalui proses beberapa hari. Hal
ini biasanya bergantung tingkat kesulitan cerita yang akan kita buat. Atau bila
membutuhkan informasi dari orang lain sebagai narasumber atau riset tempat yang
memang membutuhkan waktu tersendiri. Atau karena kita belum mempunyai waktu
untuk menuangkannya dalam tulisan. Selama jeda waktu itulah kita pergunakan
untuk membangun konteks secara optimal.
Membangun konteks diperlukan agar
lebih menghayati cerita yang akan kita buat, terutama menyangkut watak
tokoh-tokohnya maupun alur. Apalagi bila
kita membuat POV (point of view) atau sudut pandang orang 1 sebagai tokoh
utama. Kita harus benar-benar dapat menuturkan cerita kepada orang lain dari awal
hingga akhir. Berbeda dengan pengarang hanya berperan sebagian atau bahkan
menjadi orang di luar cerita tersebut. Kita tinggal memainkan tokoh-tokoh sesuai
watak yang sudah kita tentukan.
Terkadang tidak mudah `masuk` dalam
genre tertentu. Misal ketika sedang membuat cerita dongeng tentang bunga mawar
dan kita menjadi tokoh utama. Kita harus dapat membayangkan diri menjadi sekuntum
bunga mawar yang setiap pagi dihinggapi kumbang, lalu suatu saat merasakan diterpa
angin kencang karena badai, dan suatu hari lagi menangis karena terjatuh di
tanah, dan sederet cetita sesuai outline
yang sudah dibuat.
Begitupun dalam membuat cerita anak
lain, maka sepanjang proses menulis hingga selesai, kita berusaha menjadi
anak-anak dan masuk ke dunianya, dan ketika menulis cerita remaja kita menjadi
remaja dengan segala problematikanya, lalu saat membuat cerita dewasa, kita pun
sedang berperan menjadi orang dewasa.
Dengan membangun konteks,
mengurangi kesulitan ketika kita sudah duduk di depan PC untuk mengembangkan outline yang sudah dibuat menjadi sebuah
karangan. Selamat menulis teman-teman!
@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar