Antara Kita dengan Kami
www.idntimes.com
Kata kita begitu akrab dan sering terdengar pada obrolan dan tayangan di televisi, terutama yang bersifat santai atau hiburan dibanding kata kami. Sekilas kata kita dan kami sama. Sama-sama sebagai kata ganti jamak, diucapkan dan diwakili oleh orang pertama atau orang yang sedang berbicara. Tetapi sebetulnya berbeda.
Kata kita begitu akrab dan sering terdengar pada obrolan dan tayangan di televisi, terutama yang bersifat santai atau hiburan dibanding kata kami. Sekilas kata kita dan kami sama. Sama-sama sebagai kata ganti jamak, diucapkan dan diwakili oleh orang pertama atau orang yang sedang berbicara. Tetapi sebetulnya berbeda.
Kata ganti kita digunakan jika pembicara dan lawan bicara terlibat dan termasuk
dalam orang yang diwakili. Sedangkan kata ganti kami digunakan jika lawan bicara tidak terlibat dan tidak
terwakili.
Di
bawah ini sebagai contoh penggalan kalimat yang diutarakan salah seorang
presenter televisi terkenal:
“... kerja keras kita merasa dihargai.”
Padahal yang dimaksud adalah kerja keras dia berserta kru yang bekerja. Orang
lain, dalam hal ini penonton yang diajak berbicara tidak terlibat dalam
pekerjaan itu. Mestinya kalimat yang diucapkan adalah: “... kerja keras kami
merasa dihargai.” Dan masih banyak lagi penggunaan kata kita yang seharusnya kami,
dalam tayangan di televisi.
Televisi sudah menjadi kebutuhan primer
bagi semua lapisan masyarakat. Dengan kata lain hampir setiap kehidupan dalam berkeluarga
memiliki televisi, dari kalangan mayarakat atas, menengah, hingga bawah. Maka para
publik figur yang setiap hari mereka-termasuk di dalamnya para pelajar- lihat
itu, secara langsung atau tidak menjadi pemodelan. Bukankah ini juga dapat
berdampak buruk pada para pelajar, generasi muda penerus bangsa? Tidak hanya
dalam bahasa lisan tetapi juga tulis.
Mungkin
maksud para publik figur yang menggunakan kata kurang tepat itu untuk menjalin
akrab dengan penonton. Namun alangkah baiknya tidak dengan merusak bahasa.
Mengakrabi dapat dengan bahasa tubuh dan keramahan. Atau mungkin anggapan mereka
kata kami dan kita sama, padahal sebetulnya berbeda.
Barangkali membutuhkan uluran tangan
dari pemerintah atau badan yang terkait dengan kebahasaan agar menghimbau
secara khusus penggunaan kata kita
dan kami dalam konteks yang benar. Tidak
cukup sekadar ajakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tanpa
memerinci penggunaan kata kita dan kami. Sehingga publik figur sebagai
pelaku televisi itu pun menggunakan bahasa Indinesia dengan baik dan benar, terlebih
menyangkut penggunaan kita dan kami, mengingat peran mereka sebagai
pemodelan yang mudah ditiru oleh masyarakat. Yuk, berbahasa Indonesia yang baik
dan benar, baik dalam komunikasi lisan maupun tulis!
@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar